Selasa, 26 Agustus 2014

Rintihan Hati Yang Tersakiti

Ketika mata tak mampu melihat kenyataan yang ada dan hati tak mampu menerima kenyataan yang terjadi , maka disaat itulah air mata tak mampu lagi terbendung untuk menahan kesedihan. Bukan karena dia lemah , bukan pula karena dia gadis yang cengeng. Tapi dia hanya merasakan kekecewaan yang teramat sangat menyakitkan. Dia tak pernah membayangkan dengan apa yang dia dapatkan saat ini. Ketika pertama kali kata janji terucap dari bibir kekasihnya yang manis, yang begitu penuh dengan keindahan. Janji yang pada akhirnya kekasihnya ingkari sendiri. Dan janji yang kekasihnya ucapkan dulu kini hanya tinggal sebaris kata yang tak berarti. Karena semuanya telah terlupakan oleh kekasihnya dan tak akan pernah terwujud. Begitu banyak dia berkorban untuk kekasihnya, bahkan dia rela merendahkan dirinya , hanya untuk tetap menjaga kekasihnya tetap setia disampingnya. Namun kini semua itu tak berarti apapun, tak lagi memiliki arti yang penting. Dan dengan begitu mudahnya kekasihnya telah meninggalkannya dan melupakannya. Alangkah merananya hidupnya sekarang. Tak cukup sekali hatinya disakiti. Dan kini dia harus menerima kenyataan pahit yang teramat berat untuk dirasakannya.

Saat pertama kali dia ditinggalkan , dia begitu hancur dan rapuh. Air mata tak mampu terbendung matanya, dan berhari - hari air matanya berlinang dengan derasnya membasahi kelopak matanya. Hatinya hancur sehancur - hancurnya menerima kenyataan yang begitu pahit baginya. Begitu banyak dukungan datang dari keluarga dan sahabat - sahabatnya , akan tetapi semua itu belum cukup untuk mengembalikan semangat hidupnya dan mengembalikan hatinya yang hancur. Termenung dan tatapan kosong yang selalu menyertai hari - harinya.

Fisiknya mungkin terlihat kuat, pekerjaannya dia jalankan dengan baik , senyum masih terlihat dari semburat bibirnya. Mungkin orang lain yang melihatnya, dia terlihat seolah baik - baik saja. Tapi siapa yang menyangka apa yang sedang dia rasakan. Hatinya yang hancur, harapan yang telah hilang, jiwanya yang rapuh, dan hidupnya yang hampa. Hanya isak tangis yang setiap malam dia lantunkan. Hatinya sudah tak sanggup lagi untuk menahan semua dukanya. Namun dia tetap berusaha menyembunyikan semua itu dari semua orang. Dia menyembunyikan semua dukanya dengan seuntai senyuman , meskipun getir dia rasakan, namun dia tak mau jika sampai orang lain mengetahui akan duka yang dihaapinya.
Satu tahun lebih dia lewatkan dengan kesendiriannya, dengan kehampaan dalam hatinya. Tanpa ada yang dia biarkan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Meskipun banyak yang menawakan cinta padanya. Namun kesetiaannya pada kekasihnya dan rasa cinta kasihnya yang teramat besar pada kekasihnya , membuat dia menutup hatinya rapat untuk disinggahi orang lain. Dengan harapan besar pada hatinya , jika suatu saat nanti kekasihnya akan menyadari keputusannya yang salah dan akan kembali kepadanya. Hari demi hari dia lalui dengan harapan yang besar pada kekasihnya, apalagi saat dia mendengar jika mantan kekasihnya juga masih sendiri. Semakin tumbuh besarlah harapannya untuk dapat kembali bersama dengan kekasihnya.

Tapi malang untuknya, dan untuk kesekian kalinya dia lagi - lagi harus merasakan hatinya hancur. Dan harapan yang selama ini dia jaga dan dia pupuk, musnah seketika saat dia harus menerima kenyataan jika orang yang selama ini masih dia harapkan ternyata telah memiliki pengganti dirinya. Pertahanannya seketika itu hancur berkeping - keping. Tak ada lagi harapan untuknya. Hatinya semakin hancur dengan kenyataan yang harus dia terima dan dia hadapi. Mulutnya tak mampu lagi mengeluarkan kata - kata. Matanya tak mampu lagi membendung air matanya. Jiwanya tertunduk lemas dengan apa yang dia dapati dihadapannya. Dunia seakan runtuh dihadapannya. Kakinya terlampau lemas untuk menopang badannya. Hanya air mata yang mampu berbicara dalam deru isak tangisnya. Hatinya kini hancur sehancur - hancurnya.

Dia yang selama ini dia puja , dia kasihi dan dia hujani dengan kesetiaan , ternyata hanyalah iblis yang kini telah menghancurkan hidupnya. Setelah pengorbanannya selama ini, tak satupun yang berarti di mata mantan kekasihnya itu. Dan dengan begitu mudahnya mantan kekasihnya itu mengganti dirinya dengan yang lain. Dan dia , dia hanya dicampakkan begitu saja bagai barang yang tak berguna lagi. Janji yang dulu diagungkan kekasihnya kini hanya menjadi hiasan kata tanpa ada arti apapun. Hanya berlalu dan terbang seiring tertiupnya angin.

Kini dia hanya mampu tertunduk pasrah pada Tuhannya, dengan meratapi semua kesalahannya yang telah dia lakukan. Penyesalan yang teramat dalam pada Tuhannya karena cinta lebih besar pada mantan kekasihnya. Dan kini dia sadari , bahwa tak ada cinta yang abadi selain cinta Tuhannya. Cinta yang tak akan pernah luntur ataupun hilang dan terganti. Cinta Tuhannya yang begitu indah yang selama ini telah dia sia - siakan. Sekarang dia hanya mampu tertunduk malu dan pilu di hadapan Tuhannya dengan menyadari semua kesalahannya. Dia pasrahkan semua hidupnya pada Tuhannya dengan keikhlasan menerima semua ketentuan dari Tuhannya yang telah digariskan untuknya. Mungkin kenyataan yang dia terima saat inilah jawaban dari setiap doa yang selalu dia panjatkan. Dan mungkin melalui kenyataan yang dia terima saat inilah , dia harus benar - benar iklhas untuk melepas mantan kekasihnya itu dengan kehidupannya yang baru. Dan baginya , apa yang dialami saat ini , adalah merupakan hukuman atas setiap kesalahannya pada Tuhannya yang telah dia lakukan. Dan kini dia hanya mampu untuk kuat dan rela menerima apapun kehendak Tuhan atas jalan hidupnya. Dengan memasrahkan hatinya pada Tuhannya dia berharap akan kehidupan yang jauh akan lebih baik dari apa yang dia hadapi saat ini. Dan ini merupakan ujian baginya, ujian keinmanannya dan ujian seberapa cinta dia pada Tuhannya. Kini harapannya hanya satu, menjadi yang terbaik untuk kedua orang tuanya. Dan doanya untuk mantan pacarnya , semoga mantannya kekasihnya itu akan selalu di beri kebahagiaan dalam hidupnya meskipun bukan dengan dirinya.

---Semoga Kamu Bahagia Dengan Pilihan Hati Kamu---